Senin, 16 November 2015

F. Penanaman Bunga Rosella

a. Persiapan lahan 
Tanah dibajak dan digaru agar rata lalu dibagi dalam petak-petak yang dipisahkan selokan pengairan. Petak-petak dibagi lagi dalam bedengan yang dipisahkan parit yang sama panjangnya dengan bedengan dengan kedalaman 25 cm dan 30 cm. Parit akan bertemu dengan selokan pengairan. Parit dan selokan pada tanah yang ringan tidak perlu digali dalam-dalam. Untuk mencapai area yang ditanami lebih luas maka ukuran got dan parit dapat diperkecil. 

b. Jarak tanam 
Ukuran jarak tanam tergantung dari varietas, waktu tanam, dan kesuburan tanah. Jika tujuan utama penanaman rosella untuk diambil serat maka jarak pertanamannya adalah rapat. Ditinjau dari sudut fisiologi ini diakibatkan oleh pengaruh sinar matahari yang kurang menyinari batang sehingga batang dapat tumbuh lurus dan memanjang lebih cepat keatas. Jarak bertanam bergantung keadaan tanah, tanah yang subur dan banyak mengandung bahan organis akan memberikan pertumbuhan yang lebat, berbentuk beasr, tinggi, dan
berdahan. Untuk mencegah munculnya dahan maka jarak dirapatkan dan pada tanah yang turus digunakan jarak yang lebih rapat lagi. Jarak yang dianjurkan untuk pertanaman rosella yang diambil seratnya yaitu berukuran 12x12 cm, 15x15 cm, 12,5x15 cm, 12,5x20 cm, atau 20x20 cm. 

Pembibitan harus terpisah jauh dari pertanaman produksi serat sebab hama dan penyakit mudah berpindah tempat. Jarak tanam yang dipergunakan ialah 75x50 cm, 75x75cm, dan 100x75cm. 

c. Waktu bertanam 
Tanaman rosella adalah tanaman yang berbunga menurut musim. Gejala pembungaan musim berhubungan erat dengan panjangnya siang hari. Jika rosella ditanam antara bulan September dan Januari maka berbunga pada bulan April. Jika ditanam pada bulan Februari sampai Agustus maka akan berbunga umur 2,5-3 bulan. Untuk mencapai hasil yang optimum maka waktu bertanam dilakukan pada masa hari panjang. Waktu bertanam bagi pembibitan diadakan pada awal hari pendek sebab tumbuhan akan berbunga pada usia 2,5 atau 3 bulan. Waktu terbaik untuk menanam rosella untuk diambil seratnya di pulau jawa yaitu pertengahan Agustus dan akhir Oktober. 

d. Benih 
Benih yang digunakan sebaiknya berasal dari pemungutan pertama sebab pertumbuhan biji telah mencapai pertumbuhan yang lengkap. Biji dipilih yang besar agar membawa tumbuhan dengan kecambah yang lebih kuat dan segar. 

e. Cara bertanam 
Bedengan diairi agar tidak kering dan dijaga agar keadaan tanah tidak terlalu basah, lalu ditugal sedalam 1 -3 cm. Benih dimasukkan ke dalam lubang yang telah ditugal. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang merata maka bibit dapat direndam sebelumnya selama 12 – 24 jam sebelum ditanam. 

f. Pemeliharaan 
Umumnya bibit tumbuh 2-3 hari setelah ditanam. Tempat-tempat kosong dapat disulam dengan benih pada hari ketiga setelah tumbuh. Selain disulam dengan benih juga dapat digunakan cabutan yang telah lanjut umurnya misal 14 sampai dengan 30 hari. Tanaman dijarangi pada usia 2 minggu. Tumbuhan muda dan kondisi tanah yang basah dapat dengan mudah dicabut. Untuk mencegah kerusakan akar dari tumbuhan yang dicabut maka pencabutan dilakukan kesamping, tidak lurus keatas. 

Penyulaman dan Penjarangan 
Umumnya bibit tumbuh 2 – 3 hari setelah bertanam. Lubang tanam yang tidak tumbuh dapat disulam pada hari ketiga setelah tumbuh. Apabila penyulaman dilakukan pada waktu berumur 7 – 21 harimaka pertumbuhannya akan ketinggakan sebab pada waktu mencabut akar tunggal dan cabang akan terpotong. Untuk mulai tumbuh lagi tanaman harus membentuk akar yang baru dalam waktu yang tertentu. Setelah menyulam pertanaman harus dijarangi pada usia 2 minggu. Tumbuhan yang masih muda dapat dengan mudah dicabut, akan tetapi untuk mempercepat pekerjaan ini sebaiknya dilakukan setelah turun hujan. Untuk mencegah kerusakan akar dari tanaman lain maka pencabutan dilakukan kesamping jangan lurus ke atas. 

Penyiangan harus dilakukan karena tanaman yang cukup mendapat hujan akan membawakan pertumbuhan rumput yang lebat dan subur. Penyiangan cukup dilakukan 2-3 kali dengan interval 5-7 hari agar pertumbuhan rosella subur tanpa kompetisi dengan rumput. Penyiangan sebaiknya dilakukan hingga bersih agar terhindar dari serangan penyakit Sclerotium dan Phytoptora. 

Tumbuhan rosella memerlukan air banyak untuk pertumbuhannya sehingga diperlukan pengairan jika tidak ada hujan. Akan tetapi pengairan harus dijaga jangan sampai tumbuhan langsung terkena air agar tidak terserang Phytopthora. Air dialirkan melalui selokan dan parit dengan debit rendah serta pinggiran bedengan tiak ditanami. Selokan dan parit sebaiknya selalu dibersihkan agar air dapat dengan mudah mengalir ke saluran pembuangan saat hujan deras. 

Menurut penelitian, dari 1 hektar pertanaman yang berusia 100 hari menghasilkan kurang lebih 18.000 kg dedaunan. Hasil analisa menyatakan bahwa 80% dari bobot kering lenyap dalam bentuk zat cair, dan bahan-bahan yang tertinggal itu terdapat air 6%, nitrogen 3,1%, fosfor 0,76%, kapur 4,09%, dan kalium 6,05%. 

Tanaman rosella memerlukan humus yang banyak terutama pemupukan menggunakan pupuk hijau. Pupuk hijau yang sering digunakan adalah crotolaria dan mimosa. Akan tetapi perlu diperhatikan kematangan dari penggunaaan pupuk hijau agar tidak membawa bibit penyakit busuk akar yang dapat merusak perakaran rosella. ZA tercampur oleh air. 

1. Pemupukan 
Waktu yang tepat untuk memberikan pupuk adalah pagi-pagi karena keadaan tanah masih basah. Macam-macam pupuk yang digunakan adalah : 

a. ZA, dosis 400 kg/Ha, diberikan sekaligus pada saat bertanam dengan cara menaburkan pupuk didalam lubang tanam kedalaman 7 cm dari permukaan tanah lalu ditutup kedalaman 4 cm, lalu diatasnya dapat ditanami benih. 

b. Pupuk N, dosis 119 kg/Ha, diberikan dua kali, yakni pada umur 21 dan 60 hari. Pertama pupuk ditaburkan dalam garitan sedalam kedalaman 7 cm dari dataran tanah dan 5 cm dari barisan tanaman yang membujur utara-selatan, yang terakhir dengan cara yang sama tapi menurut arah timur-barat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar